Penanganan Barang Berbahaya di Pelabuhan

Pengertian Barang Berbahaya dan Jenis-Jenisnya

Penanganan dan Pengangkutan Barang Berbahaya di Pelabuhan sangat penting karena barang berbahaya adalah material atau zat yang dapat menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan, keselamatan, properti, atau lingkungan. Di pelabuhan, barang-barang ini sering kali melibatkan bahan kimia, gas, bahan peledak, dan lainnya. Memahami jenis-jenis barang berbahaya yang sering di temui sangat penting bagi profesional logistik dan manajer pelabuhan untuk memastikan penanganan barang berbahaya di pelabuhan di lakukan dengan aman dan sesuai regulasi.

Jenis-Jenis Barang Berbahaya

  1. Bahan Kimia: Termasuk asam, basa, dan bahan reaktif lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada manusia dan lingkungan.
  2. Gas: Gas bertekanan tinggi seperti LPG, LNG, dan gas industri lainnya yang dapat meledak atau beracun.
  3. Bahan Peledak: Termasuk amunisi dan bahan peledak komersial yang memerlukan penanganan ekstra hati-hati.
  4. Bahan Radioaktif: Material yang memancarkan radiasi dan memerlukan perlindungan khusus.
  5. Bahan Beracun dan Infeksius: Seperti pestisida dan limbah medis yang dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Prosedur Penanganan yang Aman di Pelabuhan

Penanganan barang berbahaya di pelabuhan memerlukan prosedur ketat untuk memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat. Berikut adalah panduan keselamatan dan regulasi internasional yang harus di ikuti:

Panduan Keselamatan

Pelatihan Karyawan

Pelatihan Karyawan Penanganan barang berbahaya di pelabuhan

Penanganan barang berbahaya di pelabuhan memerlukan pelatihan khusus bagi karyawan, karena keselamatan dan efisiensi operasional bergantung pada kompetensi staf. Semua staf harus di latih dalam penanganan barang berbahaya, termasuk pemahaman sifat dan risiko berbagai jenis barang tersebut. Pelatihan ini mencakup prosedur keselamatan, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan langkah darurat dalam situasi krisis.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penanganan barang berbahaya di pelabuhan memerlukan APD untuk menjaga keselamatan staf. APD seperti helm, sarung tangan, dan masker melindungi dari benturan, bahan kimia, dan inhalasi zat beracun. Pelindung mata dan sepatu keselamatan juga penting. Manajemen harus memastikan kepatuhan dan ketersediaan APD dalam kondisi baik, serta memberikan pelatihan rutin tentang penggunaannya.

Penyimpanan yang Benar

Penyimpanan Barang Berbahaya

Penanganan barang berbahaya di pelabuhan memerlukan penyimpanan yang benar untuk memastikan keselamatan. Barang berbahaya harus di simpan di lokasi khusus dengan ventilasi yang memadai dan tanda peringatan yang jelas. Area penyimpanan harus di rancang untuk mencegah kebocoran, tumpahan, atau reaksi kimia, serta memisahkan barang berdasarkan klasifikasi dan sifat kimianya. Sistem pemantauan suhu dan kelembaban juga penting untuk menjaga kondisi optimal. Inspeksi rutin dan pemeliharaan area penyimpanan harus di lakukan untuk memastikan efektivitas tindakan pencegahan. Selain itu, pelatihan staf mengenai prosedur penyimpanan dan tindakan darurat sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan di pelabuhan.

Pengawasan Ketat

Pengawasan pada penanganan dan pengakutan barang berbahaya

Penanganan barang berbahaya di pelabuhan membutuhkan pengawasan ketat terhadap area penyimpanan dan penanganan untuk mencegah akses tidak sah. Ini dapat di lakukan dengan memasang sistem keamanan seperti kamera pengawas, sensor gerak, dan alarm yang terhubung ke pusat kontrol. Akses harus di batasi hanya untuk personel berwenang yang terlatih, menggunakan kartu identifikasi atau sistem biometrik. Patroli keamanan rutin dan inspeksi mendadak di perlukan untuk mendeteksi pelanggaran keamanan. Prosedur pelaporan insiden harus di terapkan untuk memastikan respons cepat terhadap ancaman.

Regulasi Internasional

  1. IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code): Mengatur pengangkutan barang berbahaya melalui laut.
  2. ADR (European Agreement concerning the International Carriage of Dangerous Goods by Road): Meski berbasis di Eropa, ADR menjadi acuan global untuk pengangkutan darat.
  3. ICAO-TI (International Civil Aviation Organization Technical Instructions): Mengatur pengangkutan barang berbahaya melalui udara.

Langkah-Langkah Pengangkutan Barang Berbahaya yang Efektif

Pengangkutan barang berbahaya di pelabuhan harus di lakukan dengan hati-hati untuk mencegah insiden yang dapat membahayakan keselamatan. Berikut adalah langkah-langkah efektif yang harus di ikuti:

Pemilihan Alat Transportasi yang Tepat

  1. Kapal: Harus di lengkapi dengan fasilitas keselamatan yang memadai dan sesuai dengan IMDG Code.
  2. Truk dan Kontainer: Harus memenuhi standar keselamatan ADR dan di lengkapi dengan tanda peringatan yang jelas.
  3. Kereta Api: Memerlukan pengawasan ketat dan kepatuhan terhadap regulasi pengangkutan barang berbahaya.

Protokol Keamanan

  1. Pemeriksaan Sebelum Pengangkutan: Barang harus diperiksa untuk memastikan kemasan dan pelabelan yang sesuai.
  2. Rute Pengangkutan yang Aman: Pilih rute yang menghindari area padat penduduk dan minim risiko.
  3. Dokumentasi Lengkap: Pastikan semua dokumen pengangkutan lengkap dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Risiko dan Mitigasi Selama Penanganan dan Pengangkutan

Menangani dan mengangkut barang berbahaya di pelabuhan memiliki risiko yang signifikan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi dan cara memitigasinya:

Risiko yang Dapat Terjadi

  1. Kebocoran atau Tumpahan: Dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan risiko kesehatan.
  2. Kebakaran atau Ledakan: Risiko tinggi pada bahan mudah terbakar dan meledak.
  3. Paparan Bahan Berbahaya: Dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang bagi pekerja.

Cara Memitigasi Risiko

  1. Inspeksi Rutin: Lakukan inspeksi rutin pada alat transportasi dan wadah penyimpanan.
  2. Pelatihan Darurat: Pastikan semua staf terlatih dalam menangani situasi darurat.
  3. Penggunaan Teknologi: Manfaatkan teknologi untuk memantau dan mengontrol pengangkutan barang berbahaya.

Regulasi Hukum di Indonesia dan Internasional

Regulasi hukum yang berlaku di Indonesia dan internasional sangat penting untuk memastikan pengelolaan barang berbahaya yang aman di pelabuhan. Berikut adalah beberapa regulasi yang relevan:

Regulasi di Indonesia

  1. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran  Mengatur keselamatan dan keamanan pelayaran, termasuk pengangkutan barang berbahaya.
  2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 16 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penanganan dan Pengangkutan Barang Berbahaya di Pelabuhan

Regulasi Internasional

  1. Konvensi Internasional tentang Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS): Mengatur keselamatan kapal dan penumpang, termasuk pengangkutan barang berbahaya.
  2. Konvensi Internasional tentang Pengawasan Kegiatan Maritim (MARPOL): Mengatur tentang pencegahan polusi laut, termasuk dari pengangkutan barang berbahaya.

Dengan memahami dan mengikuti prosedur penanganan yang aman, regulasi internasional, serta langkah-langkah pengangkutan yang efektif, profesional logistik dan manajer pelabuhan dapat memastikan bahwa operasi di pelabuhan berlangsung dengan aman dan efisien. Prosedur yang tepat membantu meminimalkan risiko terhadap kesehatan, keselamatan, dan lingkungan saat menangani barang berbahaya. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam rantai logistik mengikuti standar keselamatan yang telah ditetapkan.

Penting juga bagi para profesional untuk terus memantau dan memperbarui pengetahuan mereka tentang regulasi dan teknologi terbaru. Ini diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam pengelolaan barang berbahaya di pelabuhan yang terus berkembang. Sebagai implementasi dari PM No 16 tahun 2021, Bexpert Indoprima akan menyelenggarakan pembinaan dan sertifikasi terkait  penanganan barang berbahaya di pelabuhan, guna memastikan kompetensi dan kepatuhan sesuai regulasi.

Index