Sertifikasi kompetensi merupakan suatu proses penilaian terhadap individu untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai dengan standar yang di tetapkan. Dalam konteks perikanan, sertifikasi kompetensi skema Pengelolaan Perikanan dan Pendekatan Ekosistem (EAFM) yang di keluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan pengelolaan perikanan di Indonesia.
Sertifikasi kompetensi penting untuk memastikan praktisi perikanan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola sumber daya ikan secara berkelanjutan. Dengan sertifikasi, diharapkan mereka dapat menjaga keberlanjutan lingkungan laut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Proses sertifikasi juga mendorong peningkatan keterampilan dan pengetahuan seiring kemajuan ilmu dan teknologi manajemen nelayan.
Pengertian dan Tujuan Sertifikasi
Pengertian Sertifikasi Kompetensi:
Sertifikasi kompetensi adalah pengakuan formal yang di berikan kepada individu yang telah memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan oleh lembaga berwenang. Dalam hal ini, BNSP memiliki wewenang untuk mengeluarkan sertifikasi di berbagai bidang termasuk perikanan.Tujuan Sertifikasi EAFM:
- Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Perikanan: Dengan memastikan bahwa praktisi di bidang perikanan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar internasional.
Contoh dari penerapan teknologi dalam manajemen nelayan adalah penggunaan sistem pelacakan GPS untuk memantau posisi kapal dan aktivitas penangkapan ikan. Dengan sertifikasi kompetensi di bidang perikanan, praktisi di lapangan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan perikanan melalui penerapan prinsip Ekosistem Pendekatan Berbasis pada Sumber Daya (EAFM)
- Mendorong Praktik Perikanan yang Berkelanjutan: Untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan memastikan ketersediaan sumber daya ikan untuk generasi mendatang.
Praktisi perikanan yang memiliki sertifikasi kompetensi dapat meningkatkan kualitas pengelolaan perikanan dengan menggunakan sistem pelacakan GPS untuk memantau posisi kapal dan aktivitas penangkapan ikan. Dengan pendekatan berbasis pada sumber daya, praktik perikanan yang berkelanjutan dapat mendorong keseimbangan ekosistem laut dan menjaga ketersediaan sumber daya ikan untuk generasi mendatang. Selain itu, penggunaan teknologi seperti jaring hampa dan pemantauan melalui satelit juga dapat membantu dalam mengurangi penangkapan ikan yang tidak terkendali. Dengan demikian, praktisi perikanan yang bertanggung jawab dan menggunakan pendekatan berbasis sumber daya dapat memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan ekosistemnya.
- Mengurangi Dampak Negatif Terhadap Ekosistem Laut: Melalui penerapan praktik-praktik yang ramah lingkungan dan berbasis ekosistem. Namun, kasus illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing yang masih sering terjadi di berbagai wilayah laut merupakan contoh kontraproduktif terhadap upaya menjaga ketersediaan sumber daya ikan dan keberlanjutan ekosistem laut. Penangkapan ikan yang tidak terkendali oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan laut yang berdampak pada ekosistem secara keseluruhan.
- Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Perikanan: Dengan memastikan bahwa praktisi di bidang perikanan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar internasional.
|Baca Juga: Inspeksi Pertanian Organik: Menjaga Kualitas dan Keberlanjutan
Skema Pengelolaan Perikanan dan Pendekatan Ekosistem (EAFM)
Definisi EAFM:
Implementasi skema Pengelolaan Perikanan dan Pendekatan Ekosistem (EAFM) sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dengan mengintegrasikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi, EAFM dapat memastikan bahwa kegiatan perikanan dilakukan secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan laut. Selain itu, EAFM juga bertujuan untuk menjamin kesetaraan sosial dan keuntungan ekonomi bagi semua pihak yang terlibat dalam aktivitas perikanan. Dengan demikian, skema ini menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah penangkapan ikan yang tidak terkendali dan merusak ekosistem laut.
Komponen Utama EAFM:
- Ekosistem: Menjaga kesehatan dan keanekaragaman hayati ekosistem laut dengan mengurangi penangkapan ikan yang berlebihan dan destruktif.
- Sosial: Memperhatikan kesejahteraan masyarakat nelayan, termasuk hak-hak mereka dan peran serta dalam pengelolaan perikanan.
- Ekonomi: Memastikan keberlanjutan ekonomi perikanan melalui praktik pengelolaan yang efisien dan ramah lingkungan.
Proses Sertifikasi Kompetensi Pengelolaan Perikanan
Persyaratan Umum:
- Pendidikan terakhir minimal D III,
- Pengalaman Kerja, di bidang EAFM minimal 3 tahun, atau
- Memiliki Sertifikat Pelatihan Pelaksana EAFM tingkat lanjut.
- Pemohon Sertifikasi Pelaksana EAFM mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL.01) yang dilengkapi dengan bukti:
a. Foto copy ijazah terakhir minimal D III,
b. Surat Keterangan Pengalaman Kerja, dibidang EAFM minimal 3 tahun, yang dikeluarkan oleh instansi berwenang, atau
c. Foto copy Sertifikat Pelatihan Pelaksana EAFM tingkat lanjut.
d. Foto copy KTPPeserta Mengisi Formulir asesmen mandiri (APL-02) yang dilengkapi dengan bukti berupa FC portofolio yang relevan (selain bukti persyaratan-bila ada)
- Pendidikan minimal sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh BNSP.
- Pengalaman kerja di bidang perikanan atau terkait dengan pengelolaan ekosistem laut.
Tahapan Sertifikasi Pengelolaan Perikanan:
- Pendaftaran: Calon peserta mengajukan permohonan sertifikasi ke Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan melengkapi berbagai dokumen yang di perlukan. Proses pengajuan ini dapat di lakukan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) yang telah bekerja sama dengan LSP. Salah satu lembaga diklat yang berpengalaman dalam bidang ini adalah Bexpert Indoprima. Sebagai lembaga yang memiliki reputasi baik, Bexpert Indoprima memberikan pelatihan komprehensif yang membantu calon peserta memenuhi persyaratan sertifikasi dan mempersiapkan mereka secara optimal untuk sukses dalam proses sertifikasi tersebut.
- Ujian Tertulis: Menguji kompetensi pelaksana EAFM sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem (EAFM) Nomor 9/PERMEN-KP/2015, di antaranya;
– Menjelaskan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi perbaikan perikanan berdasarkan EAFM
– Membangun komitmen pemangku kepentingan untuk pelaksana aksi perbaikan peikanan berdasarkan EAFM
– Menyediakan bahan aksi perbaikan perikanan berdasarkan EAFM
– Melakukan sosialisasi rencana kerja aksi perbaikan peikanan berdasarkan EAFM
– Melakukan aksi perbaikan pengelolaan perikanan secara kolaboratif
– Melakukan monitoring pelaksanaan aksi perbaikan perikanan berdasarkan EAFM - Ujian Praktik: Menilai keterampilan praktis dalam menerapkan prinsip-prinsip EAFM di lapangan, seperti pengelolaan sumber daya ikan, pemantauan ekosistem, dan penegakan regulasi.
- Wawancara: Menguji pemahaman dan kesiapan calon peserta dalam menerapkan EAFM serta mengevaluasi pengalaman mereka di bidang tersebut.
- Evaluasi dan Penerbitan Sertifikat:
Setelah lulus semua tahapan dan di nyatakan kompeten, peserta akan menerima sertifikat kompetensi dari BNSP yang menunjukkan bahwa mereka telah memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan.
Manfaat Sertifikasi Pengelolaan Perikanan
- Bagi Individu:
- Pengakuan resmi atas kompetensi dan keahlian di bidang pengelolaan perikanan berbasis ekosistem.
- Peningkatan peluang karier di sektor perikanan dan lingkungan.
- Bagi Industri Perikanan:
- Memastikan bahwa tenaga kerja yang terlibat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai untuk mendukung praktik perikanan yang berkelanjutan.
- Meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional melalui penerapan prinsip-prinsip EAFM.
- Bagi Lingkungan:
- Pengelolaan sumber daya yang lebih baik dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem laut.
- Kontribusi terhadap konservasi keanekaragaman hayati laut.
Tantangan dan Solusi Pengelolaan Perikanan
Tantangan:
- Kurangnya Pemahaman Tentang Pentingnya Sertifikasi: Banyak praktisi perikanan yang belum menyadari pentingnya memiliki sertifikasi kompetensi.
- Biaya dan Waktu yang Di butuhkan: Proses sertifikasi memerlukan biaya dan waktu yang mungkin menjadi kendala bagi beberapa individu.
Solusi:
- Sosialisasi dan Edukasi: Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang manfaat sertifikasi melalui kampanye dan program edukasi.
- Dukungan dari Pemerintah dan Lembaga Terkait: Memberikan insentif dan dukungan bagi mereka yang ingin mengikuti sertifikasi, seperti subsidi biaya dan pelatihan persiapan.
Segera daftarkan diri Anda untuk Sertifikasi Kompetensi Skema Pengelolaan Perikanan dan Pendekatan Ekosistem (EAFM) oleh BNSP! Jadilah bagian dari upaya mewujudkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di Indonesia. Tingkatkan kualitas diri dan kontribusi Anda untuk kesejahteraan masyarakat nelayan dan kelestarian ekosistem laut. Jangan lewatkan kesempatan ini – daftar sekarang dan ikut serta dalam perubahan positif bagi sektor perikanan!